Tampilkan postingan dengan label mariage life. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label mariage life. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 17 Oktober 2020

kapan lho nambah lagi??


pasti banyak kan yang mengalami kayak saya gini? .. gara-gara Raka sdh sekolah, banyak yang mulai komentar '"kapan hamil lagi?", ke saya. Kalau saya ya seneng-seneng aja hamil.. tapi apa iya tugas saya berhenti sampai bayi mbrojol?? Nggak kan..

saya dan suami dulu sempat menjalani LDR sehingga program anak pertama baru berhasil 9 bulan setelah kami menikah. Kami memutuskan release sm Tuhan. Jangan ditanya gimana keluarga kami rempong karena kehamilan tidak kunjung jua saat itu. Terkadang kami risih juga, tapi suami selalu stay positive thinking. Oh, so lucky me..

Kami berdua awalnya sudah merencanakan untuk memiliki anak kedua setelah Raka umur 3 tahun. Dalam perjalanannya banyak hal yang akhirnya program itu tidak jadi terealisasi. Terbukti sampai saat itu saya juga belum bongkar KB. Hehehehe.. terkesan emang nggak niat ya..
banyak alasan kenapa saya dan suami masih keukeuh bertiga aja, padahal teman seperjuangan saya sekarang sudah berempat. Saya sih lebih woles kalau dibandingkan dengan para sahabat saya itu.. anak kedua mereka itu bukan mereka yang order alias tidak direncanakan atau kebobolan. Naah, beda kan kasusnya dengan saya. Hahahahaha..
Saya dan suami saat itu masih saja gamang untuk merencakan kehamilan kedua meskipun saya sebenarnya rindu hamil. Tapi apa iya hanya karena rindu lalu nggak rasional. kenapa saya dan suami gamang?
  • Sudah merasa terlalu nyaman dg formasi yang ada
kasur 160x200 sdh terasa pas untuk bertiga. dan kalo mau pergi naik motor juga sangat ideal  kalo cuma bertiga.
  • Belum menemukan teknis manajemen waktu dengan 2 anak
saya sudah nyaman banget dengan jadwal tidur Raka yang teratur banget. Jadi waktu saya dan suami bisa terencana juga gara-gara ini. saya bisa ngerjain input data setelah dia tidur. sedangkan kalau dengan 2 anak, saya tidak tahu apakah bayi saya yang kedua akan teratur juga seperti itu. 
  • Merasa belum mapan dalam finasial keluarga
sebenarnya ini ketakutan saja, tapi tetap harus rasional juga kan. Anak itu tidak bisa dianggap beban. tapi apa iya, dia cuma lahir lalu urusannya selesai. prinsip banyak anak banyak rejeki kok nggak compatible lagi untuk jaman sekarang ya..
  • Mencari pengasuh yang tepat itu bukan perkara yang mudah
ini point penting juga sih. saya nggak bisa lagi menggunakan cara titip menitip ke mama atau ibu mertua. bukan mereka tidak mau, tapi sudah tidak mampu. ini menjadi pertimbangan besar kami berdua. memakai jasa babysitter, tau sendiri berapa range gaji mereka. 



Keliatan klise kan? Tapi itulah yang terjadi. Komentar mainstreamnya sih, ya dijalanin aja kalau Cuma dipikir ya nggak ngerti. Yang pasti sekarang kami berdua sedang banyak melakukan diskusi untuk hal ini. Ada yang mengalami seperti saya dan suami?

Sabtu, 15 Juli 2017

Harta Karun Kenangan Lama

lagi beberes lemari dan saya menemukan harta karun tentang mantan pacar.. 

Setelah lebaran kemarin, saya dan suami menyempatkan untuk beberes kamar kami yang ada di rumah mertua. Sudah setahun barang-barang cuma asal naruh.. apalagi isi lemari yang "waton sumpel" aja.

Barang saya dan suami jaman baheula mulai saya keluarkan dari persembunyiannya. Tas jaman perjuangan, buku-buku souvenir seminar, kardus-kardus hape jadul, tas-tas cantik saya jaman kuliah. Suami saya sampai komentar lemari saya ini kayak museum.. hahahahaha..
Saat saya sortir barang-barang itu, lha kok saya nemuin buku harian saya jaman masih kuliah bin galau binti baper disana.. 😎😎😎
daaan, kegiatan saya dan suami akhirnya berhenti sejenak untuk membaca beberapa curhatan baper saya pas jomblo, pengen punya pacar, akhirnya punya pacar, marahan sama pacar, lalu putus sama pacar. Dan semuanya itu bukan tentang suami saya.

Wah, saya di bully habis-habisan sama suami saya!!! Apalagi saat dia juga menemukan beberapa amplop cantik di dalam salah satu buku harian saya.. Surat-surat dari mantan ternyata masih saya simpan. Bahkan dia juga menemukan surat saya diputus pacar waktu itu.. iya, saking heroiknya sampai menyimpan kenangan indah saya itu sampai sekarang.. πŸ˜€πŸ˜€belasan tahun menjadi harta karun di lemari itu.

gambar diambil dari sini

Suami saya bukan tipe lelaki pencemburu untungnya, tapi bukan berarti nggak pernah cemburu lho ya.. Kami berdua mendasarkan hubungan kami dalam pernikahan ini adalah partner dan sahabat. Tidak ada yang kami sembunyikan tentang masa lalu kami, sehingga bawaannya santai saat kami bertemu dengan masa lalu. Apalagi sekarang masih musim reuni skaligus syawalan, saya dan suami tidak pernah bersama. Kami saling memberikan ruang untuk datang reuni. Supaya sensasi masa sekolah terasa kan?

Nggak takut CLBK, Bun?? menurut saya dan suami it's too much.. Mikirnya nggak usah kejauhan laah.. Toh kalo smua sudah ready pada porsinya seharusnya kekhawatiran itu nggak perlu dimunculkan kan? Pernah baca tulisan saya tentang ketemu mantan kan? Kuncinya jangan penasaran sama masa lalu.

Buku harian dan surat-surat saya itu gimana? Saya simpan aja lagi tapi di lemari yang lain. Tidak ada tujuan apa-apa. Saya simpan bersama foto suami saya dan mantannya yg ditemukan anak saya dalam album foto lama di kamar mertua saya. Biar saya jg nanti punya bahan kalo dia nemuin harta karun masa lalu saya lagi.


Selasa, 10 Januari 2017

ketemu mantan saat aku sudah tak sendiri.. nah lo?!!!

ketemu mantan? iyaaa... mantan pacar? iya.. 




ketemu mantan itu bukan dosa lho kalo tujuannya adalah reuni bukan mengenang masa lalu ya.. tapi memang bisa bikin beberapa orang keki.. hehehehehe 

saya dan suami termasuk pasangan yang santai membicarakan masa lalu. 
saya bisa bercerita tentang mantan pacar ke suami tanpa takut dia marah. Bahkan dia bisa tertawa  cerita ketemu mantan pacar saat belanja. Saya? senyumin aja.

ya.. tapi ada juga kok pasangan yang tidak mentolerir hadirnya masa lalu dalam perbincangan mereka. it's sensitive..*bisik-bisik. yang sudah ya sudah lah.

lalu gimana sih kalo saya ketemuan sama mantan?

cerita sama pasangan
saya pasti cerita tentang rencana kami mau ketemuan ke suami.Karena dia punya hak untuk memutuskan tidak setuju saya ketemuan dengan mantan. Jangan karena pengen ketemuan trus ganti nama contact lho yaaa.. itu ngeriiii.. ingat! dasarnya adalah saling percaya, kalau sudah begitu apalagi yang harus dipercaya. 
tahap ini adalah tahap awal yang penting, kalo suami bilang nggak perlu. Saya juga pasti akan menolak undangan reuni itu.

ketemuan di zona aman
maksudnya ketemu di tempat yang tidak berkesan private apalagi yang mengandung romansa masa lalu. kita hanyalah manusia biasa kan yee.. Saya sih lebih memilih mengundangnya datang ke rumah. Lebih ramah untuk hubungan saya dan suami. Tapi ini juga karena mama papa sealiran dengan kami. please, don't try this jika mereka adalah orang yang nggak bisa menerima kondisi pertemanan dengan mantan. Bisa-bisa heboh.

ajak teman
jika ketemuan dilakukan di luar rumah, memang sebaiknya ada teman yang diajak supaya tidak terjadi salah paham. Selain itu supaya suasana lebih friendly, nggak canggung setelah sekian lama tidak ketemu.

bicarakan hal yang umum
ya iyalah.. nggak usah bicarakan masa lalu tentang hubungan yang sudah berakhir. Ngomongin tentang teman, tentang kegiatan saat ini, tentang keluarga. Pokoknya hindari bahan pembicaraan yang berbau seolah belum move-on. 

no phisically contact!!
ini yang paling penting dari semuanya. jangan membangunkan singa tidur. awalnya cuma pukul-pukul pundak. begitu suasana sudah mencair nanti malah kebablasen. rasa masa lalu jadi hadir. ingat!! kita wanita lemah yang sering hanyut karena perasaan lho.. nah lho!! hehehehhe..

ketemu mantan boleh saja, tapi ada rambu-rambunya. stay cool, nggak perlu lebay. 
tidak semua lelaki seperti suami saya. jadi kalau ijin ketemu tidak di ACC ya tidak perlu ngotot dan ketemu diam-diam. gimana kalau anda?